Kemunculan tari
jaipongan 1980 an yang lahir dari kekreatifitasan para seniman Bandung yang dikenal dengan Gugum Gumbira ,
pada awalnya tarian tersebut pengembangan dari ketuk tilu apabila dilihat dari
perkembangannya dan dasar koreografernya. Kata jaipong bersal dari masyarakat
Karawang yang bersal dari bunyi kendang sebagai iringan tari rakyat yang
menurut mereka berbunyi jaipong yang secara onomotofe . tepak kendang tersebut
sebagai iringan tari pergaulan dalam kesenian banjidoran yang berasal dari Subang
dan Karawang yang akhirnya menjadi populer dengan istilah jaipongan.
Karya jaipongan
pertama yang diciptakan oleh Gugum Gumbira adalah tari daun pulus keser bojong
dan tari Raden Bojong yang berpasangan putra- putri. Tarian tersebut sangat
digemari dan populer di seluruh Jawa Barat termasuk Kabupaten Bandung karya
lain yang diciptakan oleh Gugum diantaranya toka-toka, setra sari, sonteng,
pencug, kuntul mangut, iring-iring daun puring , rawayan, kaum anten dll. juga
para penari yang populer diantaranya seperti Iceu Efendi, Yumiati Mandiri,
Mimin Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Diar, Asep Safat.
Daya tarik tarian
tersebut bagi kaum muda selain gerak dari tari yang dinamis dan tabuhan kendang
membawa mereka untuk menggerakan tubuhnya untuk menari sehingga tari jaipongan
sebagai salah satu identitas kesenian Jawa Barat yang oadasetiap tampil pada
acara- acara khusus dan besar samapai kenegaraan. Pengaruh tarian jaipongan
merambah sampai Jawa Tengan dan Timur , Bali bahkan Sumatra yang dikembangkan
para seniman luar Jawa Barat.
Penari jaipongan
terdiri dari Tunggal, rampak / kolosal
a. rampak sejenis
c. Tunggal laki-laki
dan tunggal perempuan
d. Berpasangan laki-
laki / perempuan
Karawitan jaipongan
terdiri dari karawitan sederhana yang biasa digunakan pertunjukan ketuk tilu
yaitu
1.
kendang
2.
ketuk
3.
rebab
4.
goong
5.
kecrek
6.
sinden
Untuk karawitan
lengkap memakai gamelan yang biasa dipakai pada karawitan wayang golek seperti
1.
kendang
2.
sarin I, II
3.
bonang
4.
rincik
5.
demung
6.
rebab
7.
kecrek
8.
sinden
9.
goong
10.
juru alok
tata busana tari
jaipongan untuk kreasi baru biasanya berbeda dengan busana ketuk tilu untuk
yang kreasi biasanya lebih glamor dengan tetap memakai pola
tradisionalseperti sinjang / celana panjang , kebaya / apok yang busananya
lebih banyak ornamen sehingga terlihat megah tetapi lebih bebas bergerak .
Seiring dengan perkembangan jaman dan tarian tersebut tari jaipongan banyak
ditampilkan pada arena terbuka secara kolosal juga tampil di Hotel
berbintang dan penyambutan tamu- tamu asing dari berbagai belahan dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar